Terimakasih untuk kunjungannya dan selamat membaca

Minggu, 22 November 2015

Cerpen (Cerita Penek) narkoba berujung jeruji besi



Text Box: Nama : MazzaL Ramadhana
Kelas : 2 Master Psikologi
 



“Kenikmatan Yang Berujung Pada Jeruji Besi”

          “Kring....kring....kring.....”Terdengar bunyi jam weker Defan berbunyi sangat keras memekakan telinga,matahari telah memunculkan sinarnya,menyilaukan mata,menandakan waktu sudah fajar.Pukul 06.00 sudah sekarang,Defan Satrio langsung beranjak dari ranjang yang terus menariknya untuk kembali tidur.Bagaimana tidak,tadi malam Ia habis bergadang bersama tiga sahabatnya yaitu Dhani,Reza dan Razab,mereka baru pulang dari rumah Defan pukul 02.00.Itu pun dengan cara memaksa.

          Bangun dari ranjang langsung basuh air wudhu,sholat subuh baru mandi.Itu lah kegiatan Defan pada pagi hari.Selesainya memakai seragam putih biru berbintang tiga,Defan langsung mampir ke ruang makan dan bilang
“Hai Pa,hai Bu,selamat pagi!”Sapa Defan.
“Oh...Hai Def,sedap begadang kemarin?”Ibu bertanya dengan maksud menyindir.
“Biasa aja Bu...”
                                             
          Sedari tadi Defan mengoceh soal prestasinya di sekolah,tetapi Ibu&Ayah Defan tak perduli hal itu.Mereka hanya mementingkan keperluan mereka sendiri.Ayah Defan adalah pengusaha perumahan ya...bisa dibilang cukup terkenal,sedangkan Ibunya adalah seorang pebisnis bunga yang diolah dari plastik bekas.Penghasilan Ibunya lumayan besar.Berkisar 2-3 jt tiap bulannya.Apa daya, orang tua Defan dari dulu memang seperti itu tidak terlalu memperdulikan Defan.Selesai makan Defan langsung pergi tanpa mengucap salam kepada orang tuanya,tapi percuma saja meskipun Defan pamitan pasti tidak akan didengar.

          Sesampainya Defan di sekolah,ya...biasa Defan berbincang-bincang bersama sahabat-sahabat baiknya.Topik kali ini,mereka sedang membicarakan kenakalan Denba,itu lho...anak kelas 9-3 yang sering menghisap rokok di toilet sekolah.Ya jadi mereka ngomongin anak itulah,udah beratus kali dia merokok di bilik termenung itu,tapi tidak ada yang berani melaporkannya.Karena ancamannya lumayan dalam “Siapa yang berani melaporkan aku ke guru BK,sepulang sekolah akan kuhabisi dia sampai babak belur!”Bicara dengan suara yang lantang.

          Jadi rencananya Defan ingin melaporkan Denba ke BK,tapi tidak ada yang mau mendukungnya.Ya...terpaksa karena tekadnya ini sudah bulat,gak petak,gak lonjong,saat istirahat kedua Defan melaporkannya ke BK,diam-diam Defan berjalan seperti maling yang ingin mencuri.Perlahan namun pasti
Defan berhasil memasuki kantor BK tanpa sepengetahuan Denba.Di ruang BK,Defan menjelaskan secara terperinci,Defan menceritakan berdasarkan fakta.Setelah Defan basa-basi dengan Bu Renita,Defan lari terbirit-birit masuk ke kelas,entah Denba tau atau tidak Defan tak perduli.Yang terpenting Defan sudah malaporkan Denba pikirnya.Sahabatnya Razab menghampiri Defan secara tiba-tiba sambil memukul pundaknya.
“Hei!Kamu kok diam aja?”Berbicara sontak mengagetkannya.
“Aaaa!!!!Astaghfirullahallazim.Kamu mengagetkan aku ajalah!Copot jantungku tadi kaya mana?Apa sih yang mau kamu obrolin sama aku?!”Berbicara dengan nada agak marah
“Hahahaha,alah Def cuma bercandanya kok dianggap serius?Gini aku mau nanya gini aja,kamu udah laporin si Denba ke BK?”Dia bertanya dengan suara yang agak lantang
“Sssst,kamu jangan kuat-kuat ngomongnya!Denger orang nanti gimana?Dilaporkannya omonganku ke Denba bisa mati aku!”Bicara ditelinga Razab sambil menutup mulutnya.
“Oyaya maaf,jadi gimana?Berhasil?”Bertanya dengan nada yang perlahan.
“Iya.Udah kulaporin dia yaudah kamu diam aja ya....kalo udah tahu!”Dengan nada perlahan.“Yaudah,masuk yuk!Udah bel ni...”Sentak Razab mengajak Defan masuk kelas

          Pukul 13.00 sekarang.Matahari sudah memancarkan sinarnya yang terik.Menandakan bel pulang sudah mengeluarkan suaranya yang memekakan telinga.Sesampai di rumah Defan melihat ada catatan kecil di bawah keset kaki depan rumah.
“Defan....Ibu minta maaf nggak ngabarin kamu,Ibu akan pergi sama Ayah untuk menyelesaikan tugas proyek Ayah kira-kira selama 2 atau 3 minggu.Ibu tinggalkan uang 1.750.000 untuk kamu salama kami pergi,tapi jangan pergunakan uang itu yang gak bener ya...jaga rumah baik-baik ya Def.Ibu sayang kamu.”Isi pesan Ibu.

          Keesokan harinya si Denba berdiri dengan satu gengnya di depan pagar sekolah bermaksud bertanya kepada Defan soal permasalahan kemarin.
“Hey...kamu kesini!”Sentak Denba tiba-tiba.
“Ada apa Den?”Balas Defan.
“Alah...kamu ngomong jangan sok-sok polos lah,kamu kan yang ngelaporin aku ke BK kan?Aku dapat informasi ini dari Razab sahabatmu sendiri!”
“Ia,aku memang ngelaporin kamu ke BK,tetapi tidak mungkin si Razab yang ngomong gitu ke kamu!Dia kan sahabatku yang setia,tak mungkin Dia ngomong begitu!”Sentak Defan membentak.Tiba-tiba Razab datang sambil tertawa mengejek.
“Hahahahahaha...emang begitu kenyataannya,aku sebenarnya adalah mata-mata si Denba,ditambah lagi aku sekarang adalah anggota gengnya si Denba!”Jawabnya sentak.
“Kamu siapa Razab?Kamu adalah sahabat baikku kita sudah bersama selama 3 bulan.Apakah kamu ingin menghancurkan persahabatan kita begitu saja?”Tanya Defan sambil meneteskan air mata.
“Sepulang sekolah sesuai omonganku,aku akan menghabisimu setelah pulang sekolah.Bisa saja kamu nggak aku bikin babak belur tapi ada syaratnya.Syaratnya yaitu kamu harus ikut pergaulan kami,ikut geng kami,mengikuti gaya bicara kami dan...kamu harus rela 5 hari dari sekarang ikut pesta narkoba kami tiap bulan!Bagaimana?Kalau tidak...ya...tau kan akibatnya."Bicara Denba menggodaku.

          Defan berpikir cepat mengambil keputusan,karena tidak orang yang akan berani membela Defan,Dhani dan Reza tidak mungkin berani melawan Denba,orang tuanya sekarang tidak ada di rumah,terpaksa Defan harus mengambil keputusan setan itu.
“Baiklah Den aku mengikuti apa katamu saja”Jawab Defan pasrah.
“Nah...begitu dong rupanya Defan Satrio penurut juganya...Benarkan Razab?”Bicara Denba menarik perhatian.
“Ya...betul itu,nah mulai sekarang kamu harus menjauhi Dhani dan Reza kalau ingin selamat!Oke!”Sentak Razab mengejek.

          Aku hanya diam tanpa kata.Tiba-tiba Reza dan Dhani datang menghampiri Defan sambil memukul pundaknya.
“Hei...Defan kok diam aja!”
“Ia...nih kok diam aja ada apa?Ada masalah cerita dong?!Sapa Dhani.
“Udah,kalian gak usah deketin aku lagi,gak ada perhatian kalian sama aku,udah aku dah capek!”Membentak tiba-tiba dan langsung pergi dari lapangan bulu tangkis.

          Defan berbalik sambil berkata”Aku tak bermaksud menyakiti kalian,hanya sekarang aku perlu perundingan lagi.Maafkan aku.”Selesai pelajaran sekolah Razab langsung menarik tangan Defan.Rasanya Ia ingin mengajak Defan bertemu dengan Denba.
“Defan sini kamu,lama sekali,sini aku mau ngasih ganja ini ke kamu,di geng kami,setiap pulang sekolah pasti melakukan ini.Pertamanya sih gak mau gak mau,tapi kalo udah sekali nyoba pasti enak perasaanmu bawaannya akan santai saja!Sekarang cepat pakai ini!”Sentak Razab menggoda Defan.

          Dia ambil dan dia hisap ganja itu,ternyata Defan sudah terpengaruh hasutan Denba.Mulai sekarang Ia selalu melakukan hal itu di belakang sekolah bersama satu geng mereka.Keesokan harinya,hari yang telah disepakati oleh Defan dengan satu gengnya,mereka akan berpesta narkoba.Lebih parahnya lagi mereka akan berpesta di rumah Defan sendiri.Alangkah sedih dan kecewanya kedua orang tuanya terhadap Defan,karena gaya hidup Defan sudah berubah.

          Malam itu sudah tiba,jarum jam menunjukan pukul 01.00 pagi,terlihat di sekeliling tidak ada satu orangpun yang lewat.Menanadakan pesta mereka segera dimulai.Terlihat Defan sedang asyik menikmati berbagai macam narkoba yang ada di atas meja.Suara musik keras yang cukup mengganggu dinyalakan.Mereka menari seolah-olah tiada pikiran dibenah mereka.Mereka dengan santainya meminum-minuman itu.Tanpa sadar ada dua orang yang sedang memata-mata mereka.

          Semakin pagi semakin meriah saja pesta yang mereka nikmati.Tanpa sadar jarum jam sudah menunjukan pukul 03.00 pagi.Tiba-tiba terdengar suara siriner mobil,seperti suara mobil polisi.Setelah terdengar oleh mereka,Denba pun termasuk satu gengnya termasuk juga Defan,lari kalang kabut untuk bersembunyi dari pengejaran polisi.Para polisi langsung memblokkade seluruh jalan keluar.Alhasil polisi dapat menangkap seluruh orang yang berada di rumah itu,termasuk Defan dan,mereka di bawa ke kantor polisi langsung pada saat itu.Yang Defan dan teman satu gengnya tidak tahu adalah mereka tidak tahu yang melaporkan kejadian itu kepada polisi adalah dua sahabat Defan sendiri yaitu Dhani dan Reza.

          Sesampainya di kantor polisi mereka langsung ditanya-tanya asal mula kejadian itu berlangsung,polisi tidak hanya membawa orang yang terlibat dalam kejadian itu,tetapi juga barang bukti berupa obat-obatan dan sejumlah minuman keras,dan rumah Defan pun diberi garis polisi.Seusai ditanya oleh polisi mereka langsung ditahan di penjara untuk beberapa waktu sampai orang tua mereka tahu termasuk Defan.Pak Hermawan memuji keberanian Dhani dan Reza
“Kalian sungguh berani melakukan aksi ini tidak semua orang yang berani melakukan hal ini.Apa lagi umur kalian baru 14 tahun.”Puji Pak Hermawan
“Alah Pak biasa aja,kami melakukan hal ini untuk menyadarkan sahabat kami yaitu Defan Satrio,Ia terikut dalam kasus ini Pak.”Jelas Reza

          Akhirnya,keburukan Defan sudah terungkap,Defan ditahan untuk sementara waktu sampai orang tuanya pulang dari luar kota.

Tidak ada komentar: