BAB
I
PENDAHULUAN
A
Latar
Belakang
Laporan
ini kami susun berdasarkan kegiatan yang telah kami laksanakan pada tanggal 13
Oktober 2015. Kegiatan ini diadakan untuk menambakan ilmu serta wawasan kepada
kami semua. Dan kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak karena
telah membantu kami menambahkan ilmu kepada kami. Laporan ini kami susun juga
sebagai tanda bukti bahwa kami selaku penulis telahmengikuti kegiatan Widya
Wisata ke Jakarta.
B
Tujuan
Penyusunan Laporan
Tujuan
utama kami adalah untuk memperoleh nilai yang dapat menambahkan nilai ulangan
kami. Tujuan lainnya kami, bisa memberikan informasi kepada para pembaca
tentang hal-hal yang kami lihat dan kami laksanakan selama kegiatan.
C
Metode
Pengumpulan Data
Data yang kami peroleh dari internet.
BAB II
ISI
A. Sejarah Didirikannya MONAS
Setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta setelah sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950 menyusul pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1949, Presiden Sukarno mulai memikirkan
pembangunan sebuah monumen nasional yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana
Merdeka.
Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan
semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.
Pada tanggal 17 Agustus 1954 sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara
perancangan monumen nasional digelar pada tahun 1955. Terdapat 51 karya yang masuk, akan tetapi
hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang
ditentukan komite, antara lain menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan
dapat bertahan selama berabad-abad. Sayembara kedua digelar pada tahun 1960 tapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta
yang memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan
rancangannya kepada Sukarno. Akan tetapi Sukarno kurang menyukai rancangan itu
dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni.
Silaban kemudian diminta merancang monumen
dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang diajukan Silaban terlalu
luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh
anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk. Silaban menolak
merancang bangunan yang lebih kecil, dan menyarankan pembangunan ditunda hingga
ekonomi Indonesia membaik. Sukarno kemudian meminta arsitek R.M. Soedarsono
untuk melanjutkan rancangan itu.
Pembangunan Tugu Monumen Nasional atau
Monas berdasarkan keputusan Presiden RI Nomor 214 Tahun 1959 tanggal 30
Agustus 1959 tentang Pembentukan Panitia Monumen Nasional yang diketahui oleh
Kolonel Umar Wirahadikusumah, Komandan KMKB Jakarta Raya.
Soedarsono memasukkan angka 17, 8 dan 45,
melambangkan 17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ke dalam rancangan monumen itu. Tugu
Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini
diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai dibangun 17 Agustus 1961.
Monas mulai dibangun pada bulan Agustus 1959.
Keseluruhan bangunan Monas dirancang oleh para arsitek Indonesia yaitu
Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir. Rooseno. Pada tanggal 17 Agustus 1961,
Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno. Dan mulai dibuka untuk umum sejak
tanggal 12 Juli 1975.
Sedangkan wilayah taman hutan kota di sekitar
Monas dahulu dikenal dengan nama Lapangan Gambir. Kemudian sempat berubah nama
beberapa kali menjadi Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas dan
kemudian menjadi Taman Monas.
B. Ukuran Dan
Isi MONAS
Monas dibangun setinggi 132 meter dan
berbentuk lingga yoni. Seluruh bangunan ini dilapisi oleh marmer.
1. Lidah Api
Di bagian puncak terdapat cawan
yang di atasnya terdapat lidah api dari perunggu yang tingginya 17 meter dan
diameter 6 meter dengan berat 14,5 ton. Lidah api ini dilapisi emas seberat 45
kg. Lidah api Monas terdiri atas 77 bagian yang disatukan
Pelataran puncak luasnya 11x11 m. Untuk mencapai pelataran puncak, pengunjung bisa menggunakan lift dengan lama perjalanan sekitar 3 menit. Di sekeliling lift terdapat tangga darurat. Dari pelataran puncak Monas, pengunjung bisa melihat gedung-gedung pencakar langit di kota Jakarta. Bahkan jika udara cerah, pengunjung dapat melihat Gunung Salak di Jawa Barat maupun Laut Jawa dengan Kepulauan Seribu.
3.
Pelataran Bawah MONAS
Pelataran bawah luasnya 45x45 m. Tinggi dari
dasar Monas ke pelataran bawah yaitu 17 meter. Di bagian ini pengunjung dapat
melihat Taman Monas yang merupakan hutan kota yang indah.
4. Museum
Sejarah Perjuangan Nasional
Bangsa Indonesia hingga G30S PKI.
C. Tujuan Didirikannya MONAS
Monumen Nasional yang lebih dikenal dengan
sebutan Monas atau Tugu Monas adalah salah-satu monumen kebanggaan bangsa
Indonesia, khususnya bagi warga Ibukota Jakarta dan sekitarnya. Monumen ini
didirikan dengan tujuan sebagai monumen peringatan untuk mengenang perlawanan
dan perjuangan rakyat Indonesia didalam melawan penjajahan Belanda pada masa
revolusi kemerdekaan tahun 1945.
Dengan adanya Monumen Nasional ini kiranya dapat menjadi sumber inspirasiserta semangat patriotisme bagi generasi yang ada sekarang dan yang akandatang. Hal-hal yang memaknai yang tersebut diatas dapat ditemui melalui 3 (tiga) tempat yang menjadi simbol bangsa yaitu didalam Monas terdapat museum yang menceritakan napak tilas sejarah Indonesia, ruang kemerdekaan yangmerupakan tempat dikumandangkan proklamasi oleh Presiden Soekarno danpelataran cawan atau ruang yang memiliki arti dan lambang proklamasi.
Dengan adanya Monumen Nasional ini kiranya dapat menjadi sumber inspirasiserta semangat patriotisme bagi generasi yang ada sekarang dan yang akandatang. Hal-hal yang memaknai yang tersebut diatas dapat ditemui melalui 3 (tiga) tempat yang menjadi simbol bangsa yaitu didalam Monas terdapat museum yang menceritakan napak tilas sejarah Indonesia, ruang kemerdekaan yangmerupakan tempat dikumandangkan proklamasi oleh Presiden Soekarno danpelataran cawan atau ruang yang memiliki arti dan lambang proklamasi.
Sebagai sebuah Monumen Nasional, tentulah
Monas menjadi suatu simbol besar yang melambangkan siapa itu Indonesia. Namun
banyak orang pribumi sendiri yang tidak mengetahui maksud dan arti dari bentuk
Monas itu sendiri. Ada yang mengatakan bahwa bentuknya menyerupai obor raksasa,
Tombak besar dan bahkan ada yang mengatakan bentuknya menyerupai Mercusuar
karna di cawan puncak teratas kita hanya dapat melihat-lihat kota jakarta
keberbagai penjuru tanpa ada sesuatu yang mengingatkan kita akan semangat
perjuangan dulu kala, seolah hanya menjadi menara pengawas aktifitas ibu kota
setiap waktu.
Padahal maksud dari
bentuk monas adalah sebuah alu dan lumbung yang mengartikan simbol kesuburan
dan kemkamuran. Namun dimana bentuk bangunan yang mengartikan “mengenang
perjuangan bangsa indonesia melawan penjajah..?”sehingga banyak orang dibuat
bingung oleh bentuknya. Bukankah alu dan lumbung justru menyimbolkan bahwa
bangsa indonesia adalah negara yang hanya memikirkan perut ?.
Patung perunggu
berbentuk lidah api yang berada di puncak teratas tugu menyimbolkan semangat
juang yang tak kenal menyerah. Namun tak jelas terlukis perjuangan apa dan
untuk apa. Apakah maksud perjuangan tersebut adalah untuk meraih kekayaan ?,
karena bila kita pikir patung tersebut berlapisi banyak emas.
Fungsi Monumen
Nasional sebagai bangunan sakral bangsa ini telah berubah fungsi menjadi tempat
untuk masyarakat berolah raga, tempat berekreasi di akhir pekan , bahkan
menjadi tempat pertunjukan pentas musik akbar di akhir tahun. Lalu dimana nilai
sakral Monas sebagai tempat mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa.?
“Jelas berdirinya Monas menjadi daya tarik
tersendiri bagi berdirinya banyak gedung megah di sekitar taman monas yang juga
menjadi pendongkrak perekonomian bangsa serta berkembangnya kehidupan kota
menjadi megepolitan.apakah itu yang menjadi fungsi keberadaan Monas sebagai
Monumen bangsa”
D. Ruang Museum Sejarah
Merupakan sebuah Ruang Museum Sejarah yang terletak 3 meter dibawah
permukaan halaman Tugu Monumen Nasional dengan Ukuran luas 80 X 80
meter. Dinding, tiang dan lantainya secara keseluruhan berlapiskan marmer.
Diruangan museum
sejarah terdapat 51 jendela peragaan (Diorama) yang mengabadikan
peristiwa-peristiwa sejarah sejak zaman kehidupan nenek moyang bangsa
Indonesia, perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa
Indonesia hingga masa pembangunan Orde Baru.
Diruangan Museum
Sejarah ini kita bisa mengenang kembali bagaimana para pahlawan dahulu
memperjuangkan kemeredekaan Republik Indonesia sehingga seperti yang saat ini
kita rasakan, Dari sejarah tentang Peradaban, budaya, agama, serta sejarah
tentang peperangan sampai dengan perkembangan dimasa sekarang bisa kita temukan.
E. Ruang Kemerdekaan
Ruang Kemerdekaan berbentuk Amphitheater yang terletak dibawah
Cawan Tugu Munumen Nasional atau Monas. Didalamnya terdapat 4 (empat) Atribut
Kemerdekaan Republik Indonesia,Peta Kepulauan Negara Republik Indonesia,
Bendera Sang Saka Mera Putih, Lambang Negara Bhineka Tunggal
Ika dan Pintu Gapura yang berisikan Naskah Proklamasi
Kemeredekaan Indonesia.
F. Pemanfaatan MONAS
1. Pemanfaatan bagi
masyarakat luas untuk menghayati sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, melalui
sajian visual dari adegan diorama di ruang MONAS.
2. Memelihara kelestarian
taman medan merdeka dan jalur MONAS yang berfungsi sebagai unsur penunjang
terhadap keagungan MONAS.
3. Meningkatkan
penanganan kebersihan dan keasrian taman medan merdeka sebagai paru-paru
ibukota jakarta.
4. Meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan ke ibukota Jakarta, baik wisata nusantara maupun asing dan
sebagai upaya meningkatkan pendapatan asli daerah.
5. Pemanfaatan taman
sebagi tempat rekreasi, kegiatan senam kesegaran jasmani, kesenian, kebudayaan
dan kegiatan sosial.
G. Harga Tiket Masuk MONAS
Tiket Masuk
1. Pengunjung
Perorangan :
a. Dewasa : Rp
5.000,-
b. Anak-anak : Rp 2.000,-
b. Anak-anak : Rp 2.000,-
2. Pengunjung
Rombongan
(minimum 20 orang)
a. Dewasa : Rp
3.000,-
b. Anak-anak (TK s.d. SMA) Rp 1.000,-
b. Anak-anak (TK s.d. SMA) Rp 1.000,-
3. Pengunjung
Asing Rp 10.000,-
BAB
III
PENUTUP
A
Kesimpulan
Kesimpulan kami setelah menyusun laporan ini adalah kami dapat
mengetahui beberapa hal yang belum kami ketahui. Kami dapat mengetahui tentang
sejarah berdirinya MONAS, ukuran da nisi MONAS, tujuan didirikannya MONAS, dan
lain sebagainya.
B
Saran
Saran kami kepada para pengunjung adalah jangan membuang sampah
sembarangan di kawasan MONAS. Saat kami mengunjungi isi bagian dalam MONAS
terlihat bresih dan nyaman, tapi jika di luar ada pengunjung yang membuang
sampah di jalan, bukan di tempat sampah. Oleh karena itu, marilah kita membuang
sampah di tempat sampah karena “bersih itu sehat”
C. Daftar Riwayat Hidup
1. Nama : Rizki Abdul Rohman
No. Induk : 12798
TTL : Purbalingga,
28 Juli 2002
Alamat : Karangpetir, Rt
: 02/01
Kec. Kalimanah,
Purbalingga
2. Nama :
Erika Nur Safitri
No. Induk : 12913
TTL :
Purbalingga, 02 Januari 2002
Alamat : Klapasawit, Rt : 05/02
Kec. Kalimanah, Purbalingga
3. Nama :
Eza Fatma Puspita
No. Induk : 12720
TTL :
Purbalingga, 29 September 2002
Alamat :
Grecol, Rt : 05/02
Kec. Kalimanah, Purbalingga
4. Nama :
Offi Tasha Lestatun
No. Induk : 12895
TTL :
Manduraga
Kec. Kalimanah, Purbalingga
5. Nama :
Rina Hanani
No. Induk : 12736
TTL :
Banyumas, 10 Maret 2002
Alamat : Kramat, Rt : 01/01
Kec. Kembarang, Banyumas