1. PROSES PERTUMBUHAN MANUSIA
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada
manusia secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu masa pembuahan sampai
lahir (masa dalam kandungan ibu) dan masa setelah lahir. Pada masa lahir,
manusia mengalami tahap-tahap perkembangan yaitu masa anak-anak, remaja,
dewasa, dan manula.
1. Masa
Pembuahan sampai Lahir
Kehamilan didahului dengan pembuahan (fertilisasi). Pembuahan terjadi karena bertemunya ovum (sel kelamin betina atau sel telur) dengan sperma (sel kelamin jantan). Pembuahan akan menghasilkan zigot. Selanjutnya, zigot segera tumbuh dan memasuki rongga rahim. Setelah empat hingga enam hari (akhir minggu pertama) setelah pembuahan, zigot akan tumbuh membentuk embrio. Embrio akan melekat pada dinding rahim (uterus). Embrio akan tumbuh terus di dalam rahim.
Kehamilan didahului dengan pembuahan (fertilisasi). Pembuahan terjadi karena bertemunya ovum (sel kelamin betina atau sel telur) dengan sperma (sel kelamin jantan). Pembuahan akan menghasilkan zigot. Selanjutnya, zigot segera tumbuh dan memasuki rongga rahim. Setelah empat hingga enam hari (akhir minggu pertama) setelah pembuahan, zigot akan tumbuh membentuk embrio. Embrio akan melekat pada dinding rahim (uterus). Embrio akan tumbuh terus di dalam rahim.
Pada usia
empat minggu, panjang embrio sekitar enam sampai tujuh milimeter. Organ tubuh
yang penting sudah mulai terbentuk. Jantung belum sempurna. Tangan dan kaki
belum terbentuk. Pada akhir minggu ke lima, panjang embrio sekitar dua belas
milimeter.
Pada bulan
kedua dalam kandungan, embrio berukuran sekitar empat sentimeter. Jantung telah
sempurna. Tangan dan kaki telah terbentuk. Rangka telah terbentuk tetapi masih
berupa tulang rawan.
Pada bulan
ketiga dalam kandungan, embrio kemudian disebut janin (fetus). Panjang janin
sekitar lima sampai delapan sentimeter dan berat sekitar 10-45 gram. Pada usia
ini semua organ telah terbentuk. Selanjutnya, janin mengalami pertumbuhan
memanjang, bertambah besar, dan bertambah berat.
Pertumbuhan
memanjang sangat mencolok selama bulan ketiga, keempat, dan kelima. Pada usia
lima bulan dalam kandungan, panjang janin sekitar 15-19 sentimeter dan beratnya
kira-kira 250-450 gram. Selama bulan kelima, gerakan janin biasanya dapat jelas
dirasakan oleh ibunya. Sedangkan peningkatan berat badan sangat mencolok selama
dua bulan terakhir dari kehamilan.
Setelah pembuahan, zigot memasuki rahim ibu dan tumbuh menjadi embrio
Di dalam rahim
ibu, janin dilindungi oleh selaput-selaput dan cairan (air ketuban). Selaput
dan cairan ini berfungsi melindungi janin dari benturan dan goncangan. Selama
dalam kandungan, janin mendapatkan zat-zat makanan dan oksigen dari darah ibu
melalui plasenta atau ari-ari. Biasanya bayi akan segera lahir setelah usia
kandungan 266 hari atau 38 minggu setelah pembuahan. Pada saat lahir, berat
badan janin sekitar 3 sampai 3,5 kg dengan panjang kira-kira lima puluh
sentimeter. Meskipun ada pula janin yang saat lahir berat badannya kurang dari
3 kg atau lebih dari 3,5 kg.
Pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim ibu.
2. Masa
setelah Lahir
Bayi akan
segera bernapas begitu lahir. Paru-paru mulai berfungsi. Saat dilahirkan,
secara proporsional kepala lebih besar daripada tubuhnya. Setelah itu lengan,
kaki, dan paha tumbuh lebih cepat daripada kepala. Setelah lahir, manusia akan
mengalami tahap-tahap perkembangan mulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa,
hingga manula (manusia lanjut usia).
Masa
pertumbuhan manusia ada batasnya. Secara normal, pada laki-laki pertumbuhan
akan terhenti pada usia sekitar 22 tahun. Sedangkan pada perempuan, pertumbuhan
akan terhenti pada usia sekitar 18 tahun. Pada kebanyakan remaja, perkembangan
tubuh lebih cepat dialami pada waktu mereka berusia 12-18 tahun. Untuk remaja
perempuan, pertumbuhan cepat itu biasanya terjadi pada usia 12 tahun, sedangkan
untuk remaja laki-laki pada usia 14 tahun.
Setelah usia
14 tahun, remaja laki-laki biasanya mengejar ketinggalan tinggi dan beratnya
itu dan melampaui tinggi serta berat remaja perempuan. Pertumbuhan bayi sampai
dewasa dipengaruhi oleh makanan, terutama yang mengandung protein tinggi,
hormon, dan faktor keturunan dari kedua orang tuanya. Bahan makanan yang
mempengaruhi pertumbuhan adalah bahan makanan yang mengandung protein tinggi
seperti ikan, daging, telur, susu, keju, kacang kedelai (tahu, tempe), dan
kacang-kacangan lainnya. Hormon yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan adalah
hormon tumbuh dan hormon kelenjar gondok (tiroksin).
a. Masa anak-anak
Masa anak-anak dimulai sejak lahir (bayi) hingga masa remaja, bayi sangat membutuhkan air susu ibu (ASI). Sebaiknya ASI diberikan pada bayi selama dua belas bulan sejak kelahiran. Hal ini karena bayi membutuhkan ASI selama tahun pertama kehidupannya. Pada usia balita terjadi pertumbuhan sel-sel otak, sehingga diperlukan makanan yang bergizi.
a. Masa anak-anak
Masa anak-anak dimulai sejak lahir (bayi) hingga masa remaja, bayi sangat membutuhkan air susu ibu (ASI). Sebaiknya ASI diberikan pada bayi selama dua belas bulan sejak kelahiran. Hal ini karena bayi membutuhkan ASI selama tahun pertama kehidupannya. Pada usia balita terjadi pertumbuhan sel-sel otak, sehingga diperlukan makanan yang bergizi.
Seiring dengan
bertambahnya usia, bayi akan belajar duduk, merangkak, berdiri, dan berjalan.
Otaknya tumbuh membesar dan bayi mulai berbicara. Umumnya bayi mulai berjalan
dan mulai berbicara sekitar usia satu tahun.
Pada usia
sekitar tiga tahun, anak-anak mulai berbicara kalimat pendek. Anak-anak belajar
menggambar, membaca, dan menulis. Bermain merupakan hal yang penting dalam
kehidupan anak-anak. Menjelang usia sepuluh tahun, anak-anak sudah mencari
teman. Mereka juga sudah tahu bagaimana berbagi, melakukan tugas mereka, dan
bekerja sama dengan orang lain.
Masa
anak-anak.
b. Masa remaja (masa pubertas)
Pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi dewasa mengalami suatu tahap yang disebut masa pubertas. Pada masa ini baik laki-laki maupun perempuan menunjukkan pertumbuhan yang cukup cepat. Badan akan bertambah tinggi, bertambah gemuk, dan organ kelaminnya sudah mampu menghasilkan sel kelamin yang matang.
Masa remaja.
c. Dewasa
Secara biologi, makhluk hidup (organisme) disebut dewasa bila telah menghasilkan sel-sel kelamin. Demikian pula pada manusia sebagai makhluk hidup. Pada laki-laki ditandai dengan kemampuan testis (buah zakar) untuk menghasilkan sperma. Pada perempuan ditandai dengan kemampuan ovarium (indung telur) menghasilkan sel telur. Hal ini menunjukkan bahwa manusia telah dewasa yang berarti telah mampu bereproduksi. Pada masa dewasa, badan seseorang tidak mengalami pertumbuhan tinggi lagi, tetapi hanya bertambah berat.
Secara biologi, makhluk hidup (organisme) disebut dewasa bila telah menghasilkan sel-sel kelamin. Demikian pula pada manusia sebagai makhluk hidup. Pada laki-laki ditandai dengan kemampuan testis (buah zakar) untuk menghasilkan sperma. Pada perempuan ditandai dengan kemampuan ovarium (indung telur) menghasilkan sel telur. Hal ini menunjukkan bahwa manusia telah dewasa yang berarti telah mampu bereproduksi. Pada masa dewasa, badan seseorang tidak mengalami pertumbuhan tinggi lagi, tetapi hanya bertambah berat.
Manusia dewasa
telah memiliki tanggung jawab akan hidupnya. Mereka juga memikirkan pendidikan
dan pekerjaan untuk masa depannya. Berkeluarga juga merupakan hal yang penting
pada masa dewasa.
Saat dewasa, manusia
telah memikirkan pekerjaannya, misalnya dengan bekerja.
d. Manula
Manula atau manusia lanjut usia, yaitu seseorang yang telah memasuki usia lanjut. Pada usia ini, biasanya organ-organ manusia sudah mulai melemah atau berkurang kemampuannya. Pada manula, biasanya pigementasi rambut kepala telah berkurang, sehingga rambut terlihat memutih. Gigi mulai tanggal bergantian dan tidak akan tumbuh kembali. Biasanya kulit sudah mulai tampak keriput. Pada manula umumnya penglihatan sudah mulai kabur karena daya akomodasi lensa mata berkurang dan pendengaran sering kali sudah berkurang.
Pada manual,
aktivitas organ reproduksi mulai menurun. Pada perempuan, ovarium sudah tidak
dapat menghasilkan sel telur lagi, sehingga tidak terjadi menstruasi lagi. Masa
ini disebut menopause. Akan tetapi, pada laki-laki proses pembentukan sperma
masih terjadi, meskipun telah menurun.
Pada masa
manula, rambut mulai memutih dan kulit mulai keriput.
3. Ciri-ciri
Remaja yang Mengalami Pubertas
Seorang anak yang mengalami pubertas tidak lagi disebut anak-anak, namun disebut sebagai remaja. Pubertas ditandai dengan penampakan ciri-ciri seks sekunder. Ciri-ciri seks sekunder tampak pada remaja laki-laki maupun perempuan.
Seorang anak yang mengalami pubertas tidak lagi disebut anak-anak, namun disebut sebagai remaja. Pubertas ditandai dengan penampakan ciri-ciri seks sekunder. Ciri-ciri seks sekunder tampak pada remaja laki-laki maupun perempuan.
Remaja
laki-laki mengalami pubertas pada usia antara 12 sampai 16 tahun. Ciri-ciri
seks sekunder pada laki-laki seperti suara yang menjadi besar, tumbuh kumis,
tumbuh jambang, tumbuh jakun, tumbuh rambut pada ketiak, otot-otot mulai
membesar (kekar), dan dada tampak menjadi lapang. Selain itu juga telah terjadi
spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma atau sel
kelamin laki-laki. Spermatogenesis terjadi di dalam testis (buah zakar). Hal
ini menunjukkan bahwa testis telah berfungsi dengan sempurna.
Remaja
perempuan mengalami pubertas lebih cepat dibandingkan laki-laki. Ciri-ciri seks
sekunder pada perempuan seperti membesarnya payudara, membesarnya pinggul,
tumbuh rambut di ketiak, dan kulit lebih halus. Selain itu, pubertas pada
remaja perempuan juga ditandai dengan mendapatkan menstruasi (haid) yang
pertama. Bagi remaja perempuan, menstruasi yang pertama merupakan tanda bahwa
ia telah mencapai masa pubertas.
Keadaan ini merupakan tanda yang normal pada semua perempuan yang sehat. Menstruasi menunjukkan bahwa perempuan telah memiliki sistem reproduksi yang berfungsi dengan normal. Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodik dari rahim (uterus) dengan disertai meluruhnya endometrium (dinding rahim bagian dalam) melalui vagina (alat kelamin luar perempuan). Menstruasi terjadi sebagai akibat sel telur tidak dibuahi oleh sperma
Keadaan ini merupakan tanda yang normal pada semua perempuan yang sehat. Menstruasi menunjukkan bahwa perempuan telah memiliki sistem reproduksi yang berfungsi dengan normal. Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodik dari rahim (uterus) dengan disertai meluruhnya endometrium (dinding rahim bagian dalam) melalui vagina (alat kelamin luar perempuan). Menstruasi terjadi sebagai akibat sel telur tidak dibuahi oleh sperma
2.
Proses Pertumbuhan Katak (Metamorfosis) Sempurna
Proses Metamorfosis Katak (Penjelasan Lengkap)
- Hewan amphibi merupakan kelompok hewan yang hidup di dua habitat, air dan
daratan. Oleh karena itu dalam siklus hidup amphibi, seperti katak, akan
mengalami perubahan bentuk yang diadaptasikan untuk dapat hidup pada
habitatnya. Perubahan bentuk pada katak ini disebut dengan metamorposis,
istilah yang berasal dari bahasa yunani yang berarti perubahan bentuk
(transformasi). Kecebong, merupakan larva katak yang memiliki bentuk yang
sangat berbeda dengan katak dewasa. Perbedaan ini didasarkan pada habitatnya.
Katak menghabiskan hidup dalam air untuk perkembangan embrio dan larvanya,
setelah itu akan ke darat untuk mencari makan dan perkembangan reproduksi, dan
akan kembali ke air untuk berpijah (reproduksi).
Ketika musim kawin tiba, maka katak akan sering di daerah berair untuk reproduksi. Hal ini karena pembuahan pada katak terjadi di luar tubuh, oleh karena air atau tempat lembab amat penting untuk memfasilitasi pergerakan sperma agar dapat bergerak membuahi sel telur. Katak jantan selaluberukuran lebih kecil dibanding katak betinanya. Ketika perkawinan, katak jantan kan memegang katak betina dari punggung badan katak betina, hal ini dikenal dengan istilah ampleksus. Pada katak tidak terjadi kopulasi (penyatuan alat kelamin). Saat ampleksus terjadi katak betina akan melepaskan sel-sel telur yang memiliki bentuk seperti jeli, sedang katak jantan akan mengeluarkan sel-sel spermanya. Telur-telur yang dibuahi akan berkembang menjadi zigot. Adapun tahapan metamorfosis pada katak ialah sebagai berikut:
Ketika musim kawin tiba, maka katak akan sering di daerah berair untuk reproduksi. Hal ini karena pembuahan pada katak terjadi di luar tubuh, oleh karena air atau tempat lembab amat penting untuk memfasilitasi pergerakan sperma agar dapat bergerak membuahi sel telur. Katak jantan selaluberukuran lebih kecil dibanding katak betinanya. Ketika perkawinan, katak jantan kan memegang katak betina dari punggung badan katak betina, hal ini dikenal dengan istilah ampleksus. Pada katak tidak terjadi kopulasi (penyatuan alat kelamin). Saat ampleksus terjadi katak betina akan melepaskan sel-sel telur yang memiliki bentuk seperti jeli, sedang katak jantan akan mengeluarkan sel-sel spermanya. Telur-telur yang dibuahi akan berkembang menjadi zigot. Adapun tahapan metamorfosis pada katak ialah sebagai berikut:
TELUR
Katak melepaskan begitu banyak telur, meski demikian tidak semua telur mampu berembang menjadi katak. Hal ini karena pembuaha diluar tubuh akan jauh berbahaya (beresiko) dibanding pembuahan di dalam tubuh. Hambatan-hambatan seperti arus air, predator mungkin dapat menghalangi proses pertemuan sel gamet atau menghalangi perkembangan embrio. Embrio katak berkembang dalam struktur telur yang kenyal seperti jeli, yang dilengkapi dengan kuning telyr, sebagai sumber nutrisi satu-satunya untuk perkembangan embrio katak di dalam telur. Oleh karena itu, untuk melindungi telur-telur ini dari penguapan dan hambatan lainnya, wilayah air merupaka pilihan yangbaik untuk menjaga stukturnya. Induk katak meletakkan telurnya pada suatu wilayah dengan air yang tenang (tidak mengalir) seperti kolam, danau, dan lainnya. Air yang menglir jauh lebih berbahaya bagi perkembangan embrio di dalam telur. Sedangkan beberapa katak, seperti katak pohon, meletakkan telur-telurnya di cabang-cabang pohon. Telur katak pohon memiliki struktur seperti busa (kokon) yang akan menjaga telur tetap lembab dikala kekeringan akibat panas matahari. Ketika hujan turun, kokon-kokon ini akan pecah melepaskan larva yang telah matang dan akan membawanya ke aliran sungai. Pada katak, telur menetas menjadi larva memakan waktu sekitar 21 hari. Larva-larva ini disebut dengan istilah kecebong.
TADPOLE
Setelah menetas, kecebong masih mengandalkan sisa kanung kuning untuk mencukupi kebutuhan makanannya. Pada awal ini kecebong belum sempurna dalam pembentukkan organ insang, mulut, dan ekor, sehingga masih sangat lemah. Setelah 7 sampai 10 hari setelah menetap, perkembangan organ—organ tersebut telah sempurna, dan kecebong mulai aktif berenang mencari makanan berupa alga. (larva katak, kecebong, merupakan pemakan tumbuhan atau herbivora). Kecebong bernafas menggunakan insang di permukaan luar tubuhnya. Sekitar minggu ke-4, perkembangan insang yang akan ditutupi oleh struktur kulit, sehingga llambat laut, insang akan masuk ke dalam tubuh, dan nantinya akan menghilang ketika kecebong mulai berubah menjadi katak muda. Pada minggu ini juga kecebong mulai terjadi pembentukan gigi yang tipis.
Sekitar minggu ke-6 sampai ke-9, mulai terbentuk kaki, du pasang kaki, kaki depan dan kaki belakang sebaga suatu ciri bahwa kecebong akan segera bertransformasi. Selain itu, pembentukkan tubuh, seperti bentuk kepada dan tubuh katak yang mulai memanjang. Pada periode ini, kecebong mulai memakan serangga-serangga yang mati yang masuk ke perairan, dan masih mengkonsumsi tumbuhan. Setelah minggu ke-9, kecebong, telah sempurna memiliki bentuk seperti katak, hanya saja dengan ekor yang panjang.
KATAK MUDA (FROGLET)
Pada minggu ke-12, katak muda masih memiliki ekor tapi
sangat pendek. Pada periode ini katak muda mulai meninggalkan perairan dan
menuju daratan. Perubahan takhanya terjadi di bagian luar tubuh namun
juga di dalam tubuh. Insang yang dimiliki saat kecebong akan dihilangkan, dan
sebagai gantinya paru-paru akan berkembang. Katak muda dan dewasa bernafas
menggunakan paru-paru dan lapisan kulitnya. Selain itu, sistem pencernaan katak
akan diadaptasikan sebagaimana katak berubah selera makan menjadi pemakan
serangga (karnovira).
KATAK DEWASA
Antara minggu ke-12 sampai minggu ke-16, katak muda telah sempurna kehilangan ekornya dan berubah menjadi katak dewasa. Pada fase ini katak aktif mencari makan di daratan. Katak merupakan predator serangga-serangga kecil, lidah katak mampu memanjang untuk menangkap mangsanya. Katak dewasa akan kembali ke perairan untuk melakukan perkawinan, meletakkan telur-telurnua, dan siklus hidupnya pun akan kembali terulang pada calon anak-anaknya.
3. Tahap Pertumbuhan dan
Perkembangan Pada Tumbuhan
Tahap pertumbuhan dan perkembanagn
tumbuhan yang akan dibahas di sini ada 4, yaitu : tahap awal pertumbuhan,
perkecambahan, pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
1. Tahap Awal Pertumbuhan
Pertumbuhan pada biji telah dimulai pada saat proses fisika, kimia, dan biologi
mulai berlangsung. Mula-mula terjadi proses fisika saat biji melakukan imbibisi
atau penyerapan air sampai biji ukurannya bertambah dan menjadi lunak. Saat air
masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai
reaksi kimia. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam
biji dengan mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan
pada saat perkecambahan berlangsung yang dipakai untuk berkecambah.
2. Perkecambahan
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang
merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Pada perkembangan embrio saat berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang
menjadi batang, sedangkan radikula menjadi akar. Tipe perkecambahan ada dua
macam, tipe itu sebagai berikut.
- Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal), Tipe ini terjadi, jika plumula muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam tanah.
- Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal) Tipe ini terjadi, jika plumula dan kotiledon muncul di atas permukaan tanah.
Makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh dari cadangan makanan
karena belum terbentuknya klorofil yang diperlukan dalam fotosintesis. Pada
tumbuhan dikotil makanan diperoleh dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan
monokotil diperoleh dari endosperm.
3. Pertumbuhan Primer
Setelah fase perkecambahan, diikuti pertumbuhan tiga sistem jaringan meristem primer yang terletak di akar dan batang. Pada fase ini tumbuhan membentuk akar, batang, dan daun. Tiga sistem jaringan primer yang terbentuk sebagai berikut.
Setelah fase perkecambahan, diikuti pertumbuhan tiga sistem jaringan meristem primer yang terletak di akar dan batang. Pada fase ini tumbuhan membentuk akar, batang, dan daun. Tiga sistem jaringan primer yang terbentuk sebagai berikut.
- Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis.
- Meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan korteks pada akar di antara style dan epidermis.
- Prokambium, yaitu lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu floem dan xilem.
Pertumbuhan primer pada akar
Akar muda yang keluar dari biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya membentuk sistem perakaran tanaman. Pada ujung akar yang masih muda, terdapat empat daerah pertumbuhan sebagai berikut.
a. Tudung akar (kaliptra)
Tudung akar atau kaliptra berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan fisik ujung akar terhadap tanah sekitar pertumbuhan. Fungsi lain ujung akar, yaitu memudahkan akar menembus tanah karena tudung akar dilengkapi dengan sekresi cairan polisakarida. Perbedaan antara tudung akar dikotil dan monokotil sebagai berikut :
Akar muda yang keluar dari biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya membentuk sistem perakaran tanaman. Pada ujung akar yang masih muda, terdapat empat daerah pertumbuhan sebagai berikut.
a. Tudung akar (kaliptra)
Tudung akar atau kaliptra berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan fisik ujung akar terhadap tanah sekitar pertumbuhan. Fungsi lain ujung akar, yaitu memudahkan akar menembus tanah karena tudung akar dilengkapi dengan sekresi cairan polisakarida. Perbedaan antara tudung akar dikotil dan monokotil sebagai berikut :
- Pada tudung akar dikotil, antara ujung akar dengan kaliptra tidak terdapat batas yang jelas dan tidak memiliki titik tumbuh pada kaliptra tersebut.
- Pada tudung akar monokotil, antara ujung akar dan kaliptra terdapat batas yang jelas atau nyata dan mempunyai titik tumbuh tersendiri yang disebut kaliptrogen. Sel-sel kaliptra yang dekat dengan ujung akar mengandung butir-butir tepung yang disebut kolumela.
b. Meristem
Meristem merupakan bagian dari ujung akar yang selnya senantiasa mengadakan pembelahan secara mitosis. Meristem ini terletak di belakang tudung akar. Pada tumbuhan dikotil, sel-sel tudung akar yang rusak akan digantikan oleh sel-sel baru yang dihasilkan oleh sel-sel me-ristem primer dari perkembangan sel-sel meristem apikal.
c. Daerah pemanjangan sel
Daerah pemanjangan sel terletak di belakang daerah meristem. Sel-sel hasil pembelahan meristem tumbuh dan berkembang memanjang pada daerah ini. Aktivitas pertumbuhan dan perkembangan memanjang dari sel mengakibatkan pembelahan sel di daerah ini menjadi lebih lambat dari bagian lain. Pemanjangan sel tersebut berperan penting untuk membantu daya tekan akar dan proses pertumbuhan memanjang akar.
d. Daerah diferensiasi
Pada daerah ini, sel-sel hasil pembelahan dan pemanjangan akan mengelompok se-suai dengan kesamaan struktur. Sel-sel yang memiliki kesamaan struktur, kemudian akan memperoleh tugas membentuk jaringan tertentu.
Pertumbuhan Primer pada Batang
Pertumbuhan dan perkembangan primer pada batang meliputi daerah pertumbuhan (titik tumbuh), daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Meristem apikal pada batang dibentuk oleh sel-sel yang senantiasa membelah pada ujung tunas yang biasa disebut kuncup. Di dalam kuncup, ruas batang dan tonjolan daun kecil (primordia) memiliki jarak sangat pendek karena jarak internodus (antarruas) sangat pendek. Pertumbuhan, pembelahan, dan pemanjangan sel terjadi di dalam internodus.
4. Pertumbuhan Sekunder
Setelah meristem primer membentuk jaringan permanen, kemudian meristem sekunder mengalami pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil, yaitu pembentukan kambium yang terbentuk dari parenkim atau kolenkim.
Meristem merupakan bagian dari ujung akar yang selnya senantiasa mengadakan pembelahan secara mitosis. Meristem ini terletak di belakang tudung akar. Pada tumbuhan dikotil, sel-sel tudung akar yang rusak akan digantikan oleh sel-sel baru yang dihasilkan oleh sel-sel me-ristem primer dari perkembangan sel-sel meristem apikal.
c. Daerah pemanjangan sel
Daerah pemanjangan sel terletak di belakang daerah meristem. Sel-sel hasil pembelahan meristem tumbuh dan berkembang memanjang pada daerah ini. Aktivitas pertumbuhan dan perkembangan memanjang dari sel mengakibatkan pembelahan sel di daerah ini menjadi lebih lambat dari bagian lain. Pemanjangan sel tersebut berperan penting untuk membantu daya tekan akar dan proses pertumbuhan memanjang akar.
d. Daerah diferensiasi
Pada daerah ini, sel-sel hasil pembelahan dan pemanjangan akan mengelompok se-suai dengan kesamaan struktur. Sel-sel yang memiliki kesamaan struktur, kemudian akan memperoleh tugas membentuk jaringan tertentu.
Pertumbuhan Primer pada Batang
Pertumbuhan dan perkembangan primer pada batang meliputi daerah pertumbuhan (titik tumbuh), daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Meristem apikal pada batang dibentuk oleh sel-sel yang senantiasa membelah pada ujung tunas yang biasa disebut kuncup. Di dalam kuncup, ruas batang dan tonjolan daun kecil (primordia) memiliki jarak sangat pendek karena jarak internodus (antarruas) sangat pendek. Pertumbuhan, pembelahan, dan pemanjangan sel terjadi di dalam internodus.
4. Pertumbuhan Sekunder
Setelah meristem primer membentuk jaringan permanen, kemudian meristem sekunder mengalami pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil, yaitu pembentukan kambium yang terbentuk dari parenkim atau kolenkim.
Jika sel kambium membelah ke arah luar, akan membentuk sel floem,
sebaliknya jika sel kambium membelah ke arah dalam akan membentuk xilem. Xilem
dan floem yang terbentuk dari aktivitas kambium disebut xylem sekunder dan
floem sekunder. Pertumbuhan xilem dan floem tersebut menyebabkan batang
bertambah besar dan terbentuk lingkaran tahun yang dipengaruhi oleh aktivitas
pada musim kemarau dan musim penghujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar