“Kenikmatan Yang
Berujung Pada Jeruji Besi”
“Kring....kring....kring.....”Terdengar
bunyi jam weker Defan berbunyi sangat keras memekakan telinga,matahari telah
memunculkan sinarnya,menyilaukan mata,menandakan waktu sudah fajar.Pukul 06.00
sudah sekarang,Defan Satrio langsung beranjak dari ranjang yang terus
menariknya untuk kembali tidur.Bagaimana tidak,tadi malam Ia habis bergadang
bersama tiga sahabatnya yaitu Dhani,Reza dan Razab,mereka baru pulang dari
rumah Defan pukul 02.00.Itu pun dengan cara memaksa.
Bangun dari ranjang langsung basuh
air wudhu,sholat subuh baru mandi.Itu lah kegiatan Defan pada pagi
hari.Selesainya memakai seragam putih biru berbintang tiga,Defan langsung
mampir ke ruang makan dan bilang
“Hai Pa,hai
Bu,selamat pagi!”Sapa Defan.
“Oh...Hai Def,sedap
begadang kemarin?”Ibu bertanya dengan maksud menyindir.
“Biasa aja Bu...”
Sedari tadi Defan mengoceh soal
prestasinya di sekolah,tetapi Ibu&Ayah Defan tak perduli hal itu.Mereka
hanya mementingkan keperluan mereka sendiri.Ayah Defan adalah pengusaha
perumahan ya...bisa dibilang cukup terkenal,sedangkan Ibunya adalah seorang
pebisnis bunga yang diolah dari plastik bekas.Penghasilan Ibunya lumayan
besar.Berkisar 2-3 jt tiap bulannya.Apa daya, orang tua Defan dari dulu memang
seperti itu tidak terlalu memperdulikan Defan.Selesai makan Defan langsung
pergi tanpa mengucap salam kepada orang tuanya,tapi percuma saja meskipun Defan
pamitan pasti tidak akan didengar.
Sesampainya Defan di
sekolah,ya...biasa Defan berbincang-bincang bersama sahabat-sahabat
baiknya.Topik kali ini,mereka sedang membicarakan kenakalan Denba,itu
lho...anak kelas 9-3 yang sering menghisap rokok di toilet sekolah.Ya jadi
mereka ngomongin anak itulah,udah beratus kali dia merokok di bilik termenung
itu,tapi tidak ada yang berani melaporkannya.Karena ancamannya lumayan dalam
“Siapa yang berani melaporkan aku ke guru BK,sepulang sekolah akan kuhabisi dia
sampai babak belur!”Bicara dengan suara yang lantang.
Jadi rencananya Defan ingin
melaporkan Denba ke BK,tapi tidak ada yang mau mendukungnya.Ya...terpaksa
karena tekadnya ini sudah bulat,gak petak,gak lonjong,saat istirahat kedua
Defan melaporkannya ke BK,diam-diam Defan berjalan seperti maling yang ingin
mencuri.Perlahan namun pasti
Defan berhasil memasuki kantor BK tanpa sepengetahuan Denba.Di ruang
BK,Defan menjelaskan secara terperinci,Defan menceritakan berdasarkan
fakta.Setelah Defan basa-basi dengan Bu Renita,Defan lari terbirit-birit masuk
ke kelas,entah Denba tau atau tidak Defan tak perduli.Yang terpenting Defan
sudah malaporkan Denba pikirnya.Sahabatnya Razab menghampiri Defan secara
tiba-tiba sambil memukul pundaknya.
“Hei!Kamu kok diam
aja?”Berbicara sontak mengagetkannya.
“Aaaa!!!!Astaghfirullahallazim.Kamu
mengagetkan aku ajalah!Copot jantungku tadi kaya mana?Apa sih yang mau kamu
obrolin sama aku?!”Berbicara dengan nada agak marah
“Hahahaha,alah Def
cuma bercandanya kok dianggap serius?Gini aku mau nanya gini aja,kamu udah
laporin si Denba ke BK?”Dia bertanya dengan suara yang agak lantang
“Sssst,kamu jangan
kuat-kuat ngomongnya!Denger orang nanti gimana?Dilaporkannya omonganku ke Denba
bisa mati aku!”Bicara ditelinga Razab sambil menutup mulutnya.
“Oyaya maaf,jadi
gimana?Berhasil?”Bertanya dengan nada yang perlahan.
“Iya.Udah kulaporin
dia yaudah kamu diam aja ya....kalo udah tahu!”Dengan nada
perlahan.“Yaudah,masuk yuk!Udah bel ni...”Sentak Razab mengajak Defan masuk
kelas
Pukul 13.00 sekarang.Matahari sudah
memancarkan sinarnya yang terik.Menandakan bel pulang sudah mengeluarkan
suaranya yang memekakan telinga.Sesampai di rumah Defan melihat ada catatan
kecil di bawah keset kaki depan rumah.
“Defan....Ibu minta
maaf nggak ngabarin kamu,Ibu akan pergi sama Ayah untuk menyelesaikan tugas
proyek Ayah kira-kira selama 2 atau 3 minggu.Ibu tinggalkan uang 1.750.000
untuk kamu salama kami pergi,tapi jangan pergunakan uang itu yang gak bener
ya...jaga rumah baik-baik ya Def.Ibu sayang kamu.”Isi pesan Ibu.
Keesokan harinya si Denba berdiri
dengan satu gengnya di depan pagar sekolah bermaksud bertanya kepada Defan soal
permasalahan kemarin.
“Hey...kamu
kesini!”Sentak Denba tiba-tiba.
“Ada apa Den?”Balas
Defan.
“Alah...kamu
ngomong jangan sok-sok polos lah,kamu kan yang ngelaporin aku ke BK kan?Aku
dapat informasi ini dari Razab sahabatmu sendiri!”
“Ia,aku memang
ngelaporin kamu ke BK,tetapi tidak mungkin si Razab yang ngomong gitu ke kamu!Dia
kan sahabatku yang setia,tak mungkin Dia ngomong begitu!”Sentak Defan
membentak.Tiba-tiba Razab datang sambil tertawa mengejek.
“Hahahahahaha...emang
begitu kenyataannya,aku sebenarnya adalah mata-mata si Denba,ditambah lagi aku
sekarang adalah anggota gengnya si Denba!”Jawabnya sentak.
“Kamu siapa
Razab?Kamu adalah sahabat baikku kita sudah bersama selama 3 bulan.Apakah kamu
ingin menghancurkan persahabatan kita begitu saja?”Tanya Defan sambil
meneteskan air mata.
“Sepulang sekolah
sesuai omonganku,aku akan menghabisimu setelah pulang sekolah.Bisa saja kamu
nggak aku bikin babak belur tapi ada syaratnya.Syaratnya yaitu kamu harus ikut
pergaulan kami,ikut geng kami,mengikuti gaya bicara kami dan...kamu harus rela
5 hari dari sekarang ikut pesta narkoba kami tiap bulan!Bagaimana?Kalau
tidak...ya...tau kan akibatnya."Bicara Denba menggodaku.
Defan berpikir cepat mengambil
keputusan,karena tidak orang yang akan berani membela Defan,Dhani dan Reza
tidak mungkin berani melawan Denba,orang tuanya sekarang tidak ada di
rumah,terpaksa Defan harus mengambil keputusan setan itu.
“Baiklah Den aku
mengikuti apa katamu saja”Jawab Defan pasrah.
“Nah...begitu dong
rupanya Defan Satrio penurut juganya...Benarkan Razab?”Bicara Denba menarik
perhatian.
“Ya...betul itu,nah
mulai sekarang kamu harus menjauhi Dhani dan Reza kalau ingin
selamat!Oke!”Sentak Razab mengejek.
Aku hanya diam tanpa kata.Tiba-tiba
Reza dan Dhani datang menghampiri Defan sambil memukul pundaknya.
“Hei...Defan kok
diam aja!”
“Ia...nih kok diam
aja ada apa?Ada masalah cerita dong?!Sapa Dhani.
“Udah,kalian gak
usah deketin aku lagi,gak ada perhatian kalian sama aku,udah aku dah
capek!”Membentak tiba-tiba dan langsung pergi dari lapangan bulu tangkis.
Defan berbalik sambil berkata”Aku tak
bermaksud menyakiti kalian,hanya sekarang aku perlu perundingan lagi.Maafkan
aku.”Selesai pelajaran sekolah Razab langsung menarik tangan Defan.Rasanya Ia
ingin mengajak Defan bertemu dengan Denba.
“Defan sini
kamu,lama sekali,sini aku mau ngasih ganja ini ke kamu,di geng kami,setiap
pulang sekolah pasti melakukan ini.Pertamanya sih gak mau gak mau,tapi kalo
udah sekali nyoba pasti enak perasaanmu bawaannya akan santai saja!Sekarang
cepat pakai ini!”Sentak Razab menggoda Defan.
Dia ambil dan dia hisap ganja
itu,ternyata Defan sudah terpengaruh hasutan Denba.Mulai sekarang Ia selalu
melakukan hal itu di belakang sekolah bersama satu geng mereka.Keesokan
harinya,hari yang telah disepakati oleh Defan dengan satu gengnya,mereka akan
berpesta narkoba.Lebih parahnya lagi mereka akan berpesta di rumah Defan
sendiri.Alangkah sedih dan kecewanya kedua orang tuanya terhadap Defan,karena
gaya hidup Defan sudah berubah.
Malam itu sudah tiba,jarum jam menunjukan
pukul 01.00 pagi,terlihat di sekeliling tidak ada satu orangpun yang
lewat.Menanadakan pesta mereka segera dimulai.Terlihat Defan sedang asyik
menikmati berbagai macam narkoba yang ada di atas meja.Suara musik keras yang
cukup mengganggu dinyalakan.Mereka menari seolah-olah tiada pikiran dibenah
mereka.Mereka dengan santainya meminum-minuman itu.Tanpa sadar ada dua orang
yang sedang memata-mata mereka.
Semakin pagi semakin meriah saja
pesta yang mereka nikmati.Tanpa sadar jarum jam sudah menunjukan pukul 03.00
pagi.Tiba-tiba terdengar suara siriner mobil,seperti suara mobil polisi.Setelah
terdengar oleh mereka,Denba pun termasuk satu gengnya termasuk juga Defan,lari
kalang kabut untuk bersembunyi dari pengejaran polisi.Para polisi langsung
memblokkade seluruh jalan keluar.Alhasil polisi dapat menangkap seluruh orang
yang berada di rumah itu,termasuk Defan dan,mereka di bawa ke kantor polisi
langsung pada saat itu.Yang Defan dan teman satu gengnya tidak tahu adalah
mereka tidak tahu yang melaporkan kejadian itu kepada polisi adalah dua sahabat
Defan sendiri yaitu Dhani dan Reza.
Sesampainya di kantor polisi mereka
langsung ditanya-tanya asal mula kejadian itu berlangsung,polisi tidak hanya
membawa orang yang terlibat dalam kejadian itu,tetapi juga barang bukti berupa
obat-obatan dan sejumlah minuman keras,dan rumah Defan pun diberi garis
polisi.Seusai ditanya oleh polisi mereka langsung ditahan di penjara untuk
beberapa waktu sampai orang tua mereka tahu termasuk Defan.Pak Hermawan memuji
keberanian Dhani dan Reza
“Kalian sungguh
berani melakukan aksi ini tidak semua orang yang berani melakukan hal ini.Apa
lagi umur kalian baru 14 tahun.”Puji Pak Hermawan
“Alah Pak biasa
aja,kami melakukan hal ini untuk menyadarkan sahabat kami yaitu Defan Satrio,Ia
terikut dalam kasus ini Pak.”Jelas Reza
Akhirnya,keburukan Defan sudah
terungkap,Defan ditahan untuk sementara waktu sampai orang tuanya pulang dari
luar kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar