1. Pengertian Termokimia
Termokimia ialah cabang kimia yang
berhubungan dengan hubungan timbal balik panas dengan reaksi kimia termodinamika
kimia.
atau dengan perubahan
keadaan fisika. Secara umum, termokimia ialah penerapan termodinamika untuk
kimia. Termokimia ialah sinonim dari
Tujuan utama termokimia ialah pembentukan kriteria untuk ketentuan penentuan
kemungkinan terjadi atau spontanitas dari transformasi yang diperlukan.[1]
Dengan cara ini, termokimia digunakan memperkirakan perubahan energi yang
terjadi dalam proses-proses berikut:
- reaksi kimia
- perubahan fase
- pembentukan larutan
Termokimia is terutama berkaitan dengan fungsi keadaan berikut ini yang
ditegaskan dalam termodinamika:
- Energi dalam (U)
- Entalpi (H).
- Entropi (S)
- Energi bebas Gibbs (G)
Sebagian besar ciri-ciri
dalam termokimia berkembang dari penerapan hukum I termodinamika, hukum
'kekekalan' energi, untuk fungsi keadaan berikut ini.
1651 BRADDON WAY. EL
CAJON, CA 9202
Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari reaksi-reaksi
kimia beserta perubahan kalor yang menyertainya...... Kalor adalah bentuk
energi yang berhubungan dengan perbedaan temperatur atau suhu...tetapi
kalor tidak sama dengan suhu... sebagai ilustrasi perhatikan contoh berikut :
misalnya kita memanaskan dua panci air, kedua panci mempunyai suhu yang sama yakni 250C dan kita panaskan hingga keduanya bersuhu 750C. Panci pertama berisi 1 liter air sedangkan panci kedua berisi 2 liter air. Dari peristiwa ini dapat dikatakan bahwa perubahan temperatur kedua benda sama yakni 750C - 250C = 500C. Namun, kalor air dalam panci kedua dua kali lebih besar dari air dalam panci pertama.... karena jumlah airnya 2 kali lebih banyak. Jadi selain dipengaruhi oleh temperatur, kalor juga dipengaruhi oleh kapasitas kalor benda.....
misalnya kita memanaskan dua panci air, kedua panci mempunyai suhu yang sama yakni 250C dan kita panaskan hingga keduanya bersuhu 750C. Panci pertama berisi 1 liter air sedangkan panci kedua berisi 2 liter air. Dari peristiwa ini dapat dikatakan bahwa perubahan temperatur kedua benda sama yakni 750C - 250C = 500C. Namun, kalor air dalam panci kedua dua kali lebih besar dari air dalam panci pertama.... karena jumlah airnya 2 kali lebih banyak. Jadi selain dipengaruhi oleh temperatur, kalor juga dipengaruhi oleh kapasitas kalor benda.....
Kapasitas Kalor
KAPASITAS KALOR suatu zat adalah masukan
energi yang diperlukan untuk menaikkan temperaturnya sebesar 1 0C.
dilambangkan C (huruf c besar).
Jika kapasitas kalor ini kita cari per kilogramnya (massa) ketemu KALOR JENIS zat, dilambangkan c (huruf c kecil). brarti C = m.c
Jika kapasitas kalor ini kita cari per kilogramnya (massa) ketemu KALOR JENIS zat, dilambangkan c (huruf c kecil). brarti C = m.c
= dengan kata lain....ini
adalah....ehm...zat itu....eh...dapat menyerap kalor ??
= kamu sangant fasih....
= kamu sangant fasih....
JAMES PRESCOTT JOULE (1818 - 1889) mengadakan percobaan....mengukur kapasitas kalor air. dia memasang suatu beban yang dihubungkan dengan suatu kincir yang dicelupkan ke dalam air...ketika beban dijatuhkan...maka kincir bergerak....dengan mengukur kenaikan kecil pada suhu air....Joule menemukan bahwa usaha yang dilakukan ketika menjatuhkan beban setara dengan perubahan temperatur airnya...
hasilnya Kapasitas Kalor
per garam (kalor jenis) air = 4, 184 Joule/g0C
AKHIRNYA......inilah hubungan yang
tepat antara Temperatur (T) dan kalor (Q) :
kalor = massa x kalor
jenis zat x perubahan temperatur
Q
= m.c.(Takhir - T awal)
Q = m.c.delta
T
= hoo... delta T..??
= Mmm.... delta T tu artinya perubahan suhu...(aq g bs nulis lambang "delta")
dari rumus itu dan kalor
jenis air.....kita bisa menemukan semua kalor jenis zat lainnya! mari kita
mulai dari tembaga :
celupkan 2 kg tembaga
bersuhu 25 0C ke dalam 5 kg air yang bersuhu 30 0C.....air
nyaris tidak berubah temperaturnya.....tetapi tembaganya benar2 memanas.....
misalnya perubahan suhu
air = -0,17 0C
perubahan suhu tembaga =
4,83 0C
= kita langsung bisa menghitung kalor air yang hilangg...
Q air = 5000
g. -0,17 0C. 4,18 Joule/g0C= -3,553 Joule
sehingga......
hilangnya kalor air =
pertambahan kalor tembaga
(dengan asumsi kalor yang
hilang ke udara sangat kecil sekali.....sehingga diabaikan atau = nol)
Qtembaga =
3,553 Joule
karena ada 2000 gram
tembaga maka rumusnya menyatakan :
3,553 J = 2000 g. c
tembaga. 4,83 0C
maka c tembaga
= 0,37 Joule/g0C
Whoaa... ternyata kalor
jenis tembaga kurang dari sepersepuluh kalor jenis air....jadi ketika sama2
menyerap kalor....suhu air susah meningkat sedang tembaga gampang sekali
meninggkat....
= .....temperatur erat kaitannya dengan energi kinetik benda....
Energi didalam suatu materi secara total terdiri dari energi kinetik dan energi potensial. TEMPERATUR merupakan ukuran rata-rata ENERGI KINETIK TRANSISIONAL (gerak lurus) dari keseluruhan gerak partikel penyusun materi.
air memiliki banya ikatan
Hidrogen....ikatan2 ini membuat air sulit bergerak! brarti energi kinetiknya
kecil....klo energi kinetik kecil brarti peningkatan temperaturnya relatif
kecil....sedangkan tembaga punya lautan elektron yang bergerak...sehingga
energi kinetiknya relatif jauh lebih besar dai energi kinetik air sehingga
peningkatan temperaturnya juga relatif lebih besar denagn penambahan kalor yang
sama dengan air.
dengan cara yang
sama...banyak kalor jenis zat lainnya yang dapat dicari
2. Perubahan Entalpi
·
Pengertian Entalpi (H)
dan Perubahan Entalpi (∆ H)
Menurut teori kinetika,
pada suhu di atas 00C (> - 2730), setiap materi baik
dalam wujud gas, cair atau padatan, memiliki partikel-partikel yang selalu
bergerak secara acak dan saling bertumbukan dengan total gaya yang saling
meniadakan. Karena memiliki ukuran sangat kecil, maka kita tidak dapat
mengamati pergerakan partikel itu.
Di dalam atom terdapat elektron
yang bermuatan negatif dan proton yang bermuatan positif. Dengan adanya
partikel-partikel, terjadi gaya tarik menarik antarpartikel yang bermuatan
berlawanan dan gaya tolak menolak antarpartikel yang bermuatan sama.
Pergerakan partikel-partikel dan
gaya tolak/tarik antarpartikel tersebut, menunjukkan adanya energi dalam
materi. Jumlah total energi atau kalor yang terkandung dalam suatu materi
disebut entalpi, yang diberi simbol H. Entalpi suatu zat tidak
berubah (tetap) selama tidak ada energi yang masuk atau ke luar.
Entalpi suatu zat tidak dapat
diukur, tetapi hanya perubahan entalpinya yang dapat diukur. Suatu zat
mengalami perubahan entalpi jika mengalami reaksi kimia atau perubahan fisika.
Perubahan entalpi diberi notasi ∆H. ∆H menyatakan kalor yang diterima
atau dilepas, berupa penambahan atau pengurangan energi suatu zat dalam suatu
proses perubahan materi.
·
Reaksi Eksoterm dan
Reaksi Endoterm
Perubahan entalpi bertanda
positif jika reaksi membutuhkan atau menyerap kalor, dan bertanda negatif jika
membebaskan kalor. Perubahan entalpi yang bertanda positif menyatakan bahwa
terdapat penambahan entalpi materi. Sebaliknya, perubahan entalpi yang bertanda
negatif menyatakan bahwa terdapat pengurangan entalpi materi yang bereaksi.
Pada dasarnya, perubahan entalpi
terjadi karena adanya perpindahan energi antara sistem dan lingkungan. Sistem
adalah sesuatu yang menjadi pusat perhatian atau pusat pengamatan. Lingkungan
adalah daerah di luar sistem.
1.
Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi
yang berlangsung dengan disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan.
Pada reaksi eksoterm dibebaskan
energi, sehingga entalpi sistem berkurang dan perubahan entalpi bertanda
negatif. Pada reaksi eksoterm, lingkungan menerima kalor sehingga terasa panas.
Contoh reaksi eksoterm adalah pembakaran.
1.
Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi
yang berlangsung dengan disertai perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem.
Pada reaksi endoterm diperlukan energi, sehingga perubahan entalpi sistem
bertambah dan perubahan entalpi bertanda positif. Pada reaksi endoterm,
lingkungan mengalami pengurangan kalor, sehingga suhu lingkungan turun dan
terasa dingin.
Contoh reaksi endoterm adalah
reaksi antara barium hidroksida (Ba(OH)2) dan kristal amonium
klorida (NH4Cl) dengan beberapa tetes air. Jika dilakukan pada
tabung reaksi, bagian dasar tabung akan terasa dingin karena sistem menyerap
kalor dari lingkungan.
·
Perubahan Entalpi Standar
(∆H0)
Perubahan entalpi dapat terjadi
pada reaksi kimia maupun pada perubahan fisika. Perubahan entalpi pada reaksi
kimia, bergantung pada jumlah zat yang direaksikan. Jika pereaksinya semakin
banyak, maka perubahan entalpi semakin besar. Perubahan entalpi pada perubahan
fisika berkaitan dengan perubahan wujud zat.
Persamaan reaksi yang menyertakan
perubahan entalpi disebut persamaan termokimia. Pengertian persamaan
termokimia berbeda dengan persamaan reaksi stoikiometri. Pada persamaan reaksi
stoikiometri, koefisien reaksi menunjukkan angka perbandingan jumlah mol,
sedangkan koefisien reaksi pada persamaan termokimia sekaligus menyatakan
jumlah mol.
Perhatikan contoh berkut ini !
Persamaan reaksi stoikiometri : 2 H2 (g) + O2
(g) → 2 H2O(g)
Perbandingan jumlah mol H2 : jumlah mol O2
: jumlah mol H2O = 2 : 1 : 2
Jadi, perbandingan jumlah mol zat-zat tersebut dapat
dinyatakan :
2 mol H2
: 1 mol O2 : 2 mol H2O
Persamaan termokimia : 2 H2 (g) + O2 (g)
→ 2 H2O(g) ∆H = - 484 kJ
Pada reaksi antara 2 mol H2 dengan 1 mol
dengan 1 mol O2 untuk menghasilkan 2 mol H2O dibebaskan
kalor 484 kJ.
Kalor yang dibebaskan atau
diperlukan (∆H) pada suatu reaksi, bergantung pada suhu dan tekanan saat reaksi
berlangsung. Kalor yang dibebaskan atau diperlukan pada reaksi 1 mol zat yang
berlangsung pada suhu 250C (298 K) dan tekanan 1 atm disebut perubahan
entalpi standar (∆H0). Satuan ∆H0 adalah kJ/mol.
Perubahan entalpi standar ini disebut juga kalor reaksi standar.
1.
Entalpi Pembentukan
Standar (∆H0f)
Entalpi pembentukan standar
menyatakan nilai kalor yang dibebaskan atau diperlukan untuk proses pembentukan
1 mol senyawa dari unsur-unsurnya, pada keadaan standar (298 K, 1 atm). Entalpi
pembentukan standar diberi notasi ∆H0f.
Contoh :
Pada pembentukan 117 gr garam dapur (NaCl) dibebaskan
kalor 822 kJ. Tulislah persamaan termokimia pada keadaan standar. Ar Na = 23,
Cl = 35,5
Jawab :
Jumlah mol NaCl =
∆H pembentukan 2 mol NaCl = - 822 kJ,
maka ∆Hf0 NaCl =
kJ mol-1
kJ mol-1
Jadi persamaan termokimianya : Na(s) + Cl2(g)
→ NaCl(s) ∆H = - 411kJ
1.
Entalpi Penguraian
Standar (∆Hd0)
Entalpi penguraian standar menyatakan nilai kalor
yang dibebaskan atau diperlukan untuk proses penguraian 1 mol senyawa menjadi
unsur-unsurnya, pada keadaan standar (298 K, 1 atm). Entalpi pembentukan
standar diberi notasi ∆H0d.
Jumlah kalor yang dibebaskan pada
pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya, sama dengan jumlah kalor yang
diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi,
entalpi penguraian merupakan kebalikan dari entalpi pembentukan pada senyawa
yang sama. Dengan demikian, jumlah kalor sama, tetapi memiliki tanda berlawanan
karena reaksi berlawanan arah.
Contoh :
Pada penguraian 11,2 L gas HCl (pada STP) diperlukan
kalor 18,2 kJ. Tulislah persamaan termokimia.
Jawab :
Jumlah mol HCl =
∆H penguraian 0,5 mol HCl = 18,2 kJ
∆Hd0 HCl =
Persamaan termokimia : HCl(g) → H2 (g)
+ Cl2 (g) ∆H = 36,4 kJ
1.
Entalpi Pembakaran
Standar (∆Hc0)
Entalpi pembakaran standar
menyatakan kalor yang dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol zat (unsur atau
senyawa), pada keadaan standar (298 K, 1 atm). Entalpi pembakaran standar
diberi notasi ∆Hc0.
Contoh :
Pada pembakaran 4,4 gr propana dibebaskan kalor 223kJ/mol.
Ar C = 12, H = 1
Jawab :
Jumlah mol C3H8 =
∆Hc0 C3H8 = -
Jadi, persamaan termokimianya :
C3H8(g)
+ 5 O2 (g) → 3 CO2 (g) + 4 H2O ∆H = -2330 kJ/mol.
·
Perhitungan Perubahan
Entalpi Reaksi
Perhitungan perubahan entalpi
atau perubahan kalor pada suatu reaksi didasarkan pada Hukum Hess, data entalpi
pembentukan dan data energi ikatan.
1.
Berdasarkan Hukum Hess
Hukum Hess dikemukakan oleh Germain
Henri Hess. Hukum Hess menyatakan bahwa :
"Kalor
reaksi yang dibebaskan atau diperlukan pada suatu reaksi tidak bergantung pada
jalannya reaksi, tetapi bergantung pada keadaan akhir (zat-zat hasil
reaksi)".
Hukum Hess ini dapat juga
dinyatakan sebagai berikut :
"Perubahan
entalpi suatu reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun
beberapa tahap".
Contoh, reaksi pembentukan SO3(g)
(1) melalui satu tahap reaksi : S(s)
+ O2(g) → SO3(g) ΔH = - 396 kJ
(2) melalui dua tahap reaksi :
Reaksi (1) : S(s) + O2(g)
→ SO2(g) ΔH = - 297
Reaksi (2) : SO2(g) +
O2(g) → SO3 (g) ΔH = -99
Jika kedua tahap reaksi pembentukan SO3(g)
dijumlahkan, maka diperoleh kalor reaksi yang sama seperti pada reaksi
pembentukan SO3 (g) pada reaksi (1). Jika kalor reaksi dijumlahkan,
maka juga akan diperoleh kalor reaksi yang sama seperti reaksi pembentukan SO3
(g) pada reaksi (1).
Reaksi (1) : S(s) + O2(g) → SO2(g)
ΔH = - 297
Reaksi (2) : SO2(g) + O2(g) → SO3
(g) ΔH = -99
S(s) + (g) → SO3(g) ∆H = - 396
Jadi, nilai entalpi reaksi
pembentukan SO3(g) tetap sama, baik berlangsung melalui satu tahap
ataupun beberapa tehap reaksi.
Contoh :
Reaksi (1) : C2H5OH + 3 O2
→ 2 CO2 + 3 H2O ∆H = - 1386 kJ
Reaksi (2) : 2 CH3CHO + 5 O2 → 4 CO2
+ 4 H2O ∆H = - 2352 kJ
Tentukan ∆H reaksi : 2 C2H5OH + O2
→ 2 CH3CHO + 2 H2O
Jawab :
Perhatikanlah bahwa dari reaksi yang ditanyakan yang
dijadikan patokan adalah 2 C2H5OH dan 2 CH3CHO,
sedangkan O2 dan 2 H2O tidak dapat dijadikan patokan
karena terdapat pada reaksi (1) dan reaksi (2). Reaksi (1) dikalikan 2 dan
reaksi (2) dibalik sehingga diperoleh :
Reaksi (1) : 2 C2H5OH + 6 O2
→ 4 CO2 + 6 H2O ∆H = - 2772 kJ
Reaksi (2) : 4 CO2 + 4 H2O → 2 CH3CHO
+ 5 O2 ∆H = + 2352 kJ
2 C2H5OH + O2 → 2 CH3CHO
+ 2 H2O ∆H = - 420 kJ
1.
Berdasarkan Data Entalpi
Pembentukan
Berdasarkan cara ini, data
entalpi yang diketahui harus berupa data entalpi pembentukan. Zat-zat pereaksi
dianggap mengalami reaksi penguraian dan zat-zat hasil reaksi dianggap
mengalami reaksi pembentukan. Jadi, entalpi penguraian suatu zat sama dengan
entalpi pembentukannya, tetapi memiliki tanda berlawanan.
p A + q B → r C
+ s D ∆Hr = .....?
∆H reaksi = ∆Hf0 hasil reaksi - ∆Hf0
pereaksi
= (r ∆Hf0 C + s ∆Hf0
D) - (p ∆Hf0 A + q ∆Hf0 B)
∆Hf0 O2 tidak
diikutsertakan dalam perhitungan entalpi, sebab sesuai dengan kesepakatan,
entalpi unsur dalam bentuk yang lebih stabil dianggap sama dengan nol.
Contoh :
Diketahui kalor pembentukan(∆Hf0)
dari C2H6 (g), CO2(g), H2O(l)
masing-masing adalah – 85 , -394 , dan – 286 . Tentukan ∆Hc0
pembakaran C2H6(g).
Jawab :
Reaksi Pembakaran C2H6(g) :
C2H6(g)
+ O2(g) → 2 CO2(g) + 3 H2O(l) ∆Hr
= ?
∆Hr = ∆Hf0
hasil - ∆Hf0 pereaksi
= ( 2 ∆Hf0
CO2 + 3 ∆Hf0 H2O ) - (∆Hf0
C2H6)
= (-
788) – 858 + 85 = - 1561
Jadi, ∆Hc0 C2H6(g)
= - 1561
1.
Berdasarkan Energi Ikatan
Suatu unsur atau senyawa
terbentuk melalui ikatan antaratom penyusunnya. Ikatan-ikatan antaratom ini
memiliki harga energi ikatan tertentu.
Pada saat bereaksi, dianggap
semua molekul pereaksi memutuskan ikatannya sehingga menjadi atom-atom bebas. Proses
pemutusan ikatan memerlukan sejumlah energi, sehingga perubahan entalpinya
bertanda positif. Selanjutnya, atom-atom bebas (hasil penguraian pereaksi) ini
membentukan zat-zat hasil reaksi melalui pembentukan ikatan baru. Peristiwa
pembentukan ikatan membebaskan sejumlah energi, sehingga perubahan entalpi
bertanda negatif.
p
A + q B → r C + s D ∆Hr = .....?
∆Hreaksi=(energi total pemutusan ikatan) - (energi total
pembentukan ikatan)
Contoh :
Diketahui kalor pembakaran :
CS2(g)
+ 3 O2(g) → CO2 (g) + 2 SO2(g) ∆H = - 445 kJ
Energi Ikatan () :
·
O ═ O = 495
·
S ═ O = 323
·
C ═ O = 799
Tentukan nilai energi ikatan C ═ S !
Jawab :
S ═ C ═ S + 3 (O ═ O) → O ═ C ═ O + 2 (O ═ S ═ O) ∆H = -
445 kJ
∆Hreaksi=(energi total pemutusan ikatan) - (energi total
pembentukan ikatan)
- 445 = (2 × EC═S + 3 × EO═O) - (2 × EC═O + 4 × ES═O)
- 445 = (2 × EC═S + 3 × 495) - (2 × 799 + 4 × 323)
- 445 = 2 × EC═S + 1485 - 1598 - 1292
EC═S =
Jadi, energi ikatan C ═ s
= 480
Tidak ada komentar:
Posting Komentar